Untuk
memenangkan kompetisi bisnis, sudah menjadi kebutuhan dari perusahaan membuat
pengembangan karyawan didalam organisasinya. Pengembangan ataupun pelatihan
sebaiknya menjadi salah satu faktor daya traik mencari kandidat di masa depan.
Ada
beberapa survey yang menunjukkan training & kesempatan belajar menjadi
pilihan utama kandidat dalam memilih tepat kerja selain branding dari
perusahaan, karena secara aktual branding perusahaan tidak menjamin perusahaan
tsb mempunyai pengembangan ataupun pelatihan sama sekali, karena pelatihan
ataupun pengembangan harus megeluarkan biaya dan perusahaan selalu menganggap /
mempersepsikan bahwa program pengembangan atau perlatihan adalah biaya bukan
investasi.
Sebelumnya
kita sudah membahas apa itu Orientasi, Pelatihan & Pengembangan, untuk kali
ini akan masuk ke perihal yang lebih mendalam dari Pelatihan & pengembangan
tsb, yaitu TNA
Program pengembangan atau pelatihan yang tepat dibutuhkan agar
hasil yang diharapkan dapat terwujud yang mendongkrak goalnya perusahaan. Maka,
analisa yang baik haruslah dilakukan. Proses yang harus dijalani ini adalah Training Need
Analysis (TNA).
Secara
definisi, Training Need Analysis adalah proses analisa dan identifikasi
kebutuhan training dengan mengacu kepada standar yang diperlukan dan kondisi
aktual saat ini.
Komponen
utama TNA ada 3, yakni :
1.
Kondisi Ideal (I)
Adalah
sebuah kondisi atau standar yang telah ditetapkan, baik bersifat pekerjaan,
organisasi, atau individual.
2.
Kondisi Aktual (A)
Adalah
sebuah kondisi yang ada pada saat ini, apa adanya.
3.
Kondisi Defisiensi (D)
Adalah
sebuah ‘jarak’ yang muncul sebagai akibat pembandingan antara Kondisi Ideal
dengan Aktual.
Rumus
sederhananya adalah :
Ada
beberapa pendekatan dalam melakukan TNA, diantara yang paling populer adalah :
Makro
TNA
yang didasarkan kepada kebutuhan organisasi / perusahaan secara umum, sehingga
hasil TNA-nya berlaku untuk semua orang yang ada di dalamnya. Maka dari itu,
seringkali disebut Organization-Based Analysis.
TNA Makro dapat menggunakan sumber data diantaranya :
-
Visi, misi, strategic objective dan target perusahaan.
-
Keadaan ekonomi dan finansial perusahaan.
-
Perubahan budaya.
-
Perubahan teknologi.
-
Tema perusahaan, seperti Pengurangan Biaya, Peningkatan Kualitas, dst.
Contoh program hasil TNA Makro :
Training
Leadership, Training Motivation, Training New 7 QC Tools.
Mikro.
TNA
yang didasarkan kepada kebutuhan kelompok tertentu.
Terdiri
dari 2, yaitu :
A.
Task-Based Analysis.
Fokus
utamanya adalah apakah standar keterampilan yang dibutuhkan pada sebuah
pekerjaan sudah dimiliki oleh si pemegang jabatan atau belum.
B.
Person-Based Analysis.
Fokus
utamanya adalah apakah karyawan sudah dapat melakukan pekerjaan sesuai tuntutan
atau belum.
TNA Mikro dapat menggunakan sumber data diantaranya :
-
Job Description
-
Performance Standar
-
Performance evaluation
-
Observasi kerja
-
Interview
-
Kuesioner
-
Checklist
Contoh program hasil TNA Mikro :
Training
Purchasing Administration, Training Internal Audit, Training Teknik Laporan.
Baik
Task-Based maupun Person-Based sama-sama memiliki acuan standar pekerjaan,
sehingga saling melengkapi.
Hasil TNA akan memberikan gambaran berupa :
1.
Kondisi atau isu yang sedang terjadi.
2.
Program yang akan dijalankan untuk menangani poin 1.
3.
iaya dan sumber daya lain, termasuk support, yang dibutuhkan untuk menjalankan
poin .
Secara teori juga penjajakan kebutuhan training dapat dilakukan dengan dua pendekatan utama :
1.
Analisis kesenjangan pengetahuan sikap & ketrampilan aktual dengan pengetahuan
sikap & ketrampilan yang diiharapkan atau diinginkan.
2.
Analisis masalah-masalah atau hambatan yang terjadi karena perlunya peningkatan
pengetahuan sikap & ketrampilan.
Perlu diketahui bahwa program yang muncul tidak harus training, melainkan juga bisa berbentuk non training, seperti : Penugasan, Sosialisasi, Coaching, Pembentukan Tim Kerja, dan lainnya, yang bertujuan untuk mengembangkan karyawan pada akhirnya. Maka dari itu, seringkali TNA diubah menjadi DNA (Development Need Analysis) atau Analisa Kebutuhan Pengembangan (AKP).
Djohani, Rianingsih dan
Riza Irfani. 2005. 10 Jurus menulis modul peltihan. Studio Driya Media Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar