Selasa, 15 Januari 2019

Industri 4.0 & HR menghadapinya


Baru-baru ini banyak sekali informasi terkait adanya Industri 4.0 atau revolusi industri 4.0, mungkin ada beberapa orang yang tahu tapi ada juga beberapa orang yang tidak mengetahuinya.
Untuk diketahui mengapa disebutnya Industri 4.0, mengapa tidak disebutnya Industri 2.0 atau industri 8.0 atau industri 12.0 ?
Karena sebenarnya Industri 4.0 adalah revolusi industri yang ke-4, sebelumnya sudah ada revolusi industri ke-1, ke-2 & ke-3. Oleh karena itu disebutnya Industri 4.0 karena didunia ini semua dunia memasuki Revolusi Industri yang ke-4.
 

Sebelum mengetahui Industri ke-4 seperti apa, berikut adalah penanda revolusi industri ke-1 hingga ke-3, yaitu :
1.   Revolusi Industri Pertama (1750-1830), revolusi industri ini ditandai dengan penemuan mesin uap dan kereta api. Penggunaan mesin uap pada waktu itu dimaksudkan untuk menggantikan tenaga manusia dan hewan dalam produksi. Revolusi industri ini pada saat itu juga berguna untuk melaksanakan mekanisasi sistem produksi. Jadi penggunaan mesin uap pada era revolusi industri ke-1 ini adalah untuk menggantikan tenaga manusia dan hewan.
2.   Revolusi Industri Kedua (1870-1900), ditandai dengan penemuan listrik, alat komunikasi, bahan-bahan kimia, dan minyak. Revolusi industri pada tahap ini dapat digunakan untuk melaksanakan konsep produksi massal. Jadi adanya listrik, bahan kimia pada era revolusi industri ke-2 ini adalah untuk memproduksi barang dengan massal atau sebanyak-banyaknya, yang semula sedikit bisa menjadi banyak.
3.   Revolusi Industri Ketiga (1960 hingga sekarang), ditandai dengan penemuan komputer, internet, dan telepon genggam. Revolusi industri ketiga ini dapat digunakan untuk otomatisasi proses produksi dalam kegiatan industri. Jadi adanya penemuan mesin teknolosi seperti komputer, internet dan telepon genggam membuat setiap orang tidak perlu repot untuk melakukan transaksi yang bersifat manual, tang mengakibatkan tenaga manusia juga tereduksikan.

Nah untuk Industri 4.0 adalah nama trend otomasi dan pertukaran data terkini dalam teknologi pabrik. Istilah ini mencakup sistem siber-fisik, internet untuk segala, komputasi awan dan komputasi kognitif.
Industri 4.0 menghasilkan "pabrik cerdas". Di dalam pabrik cerdas berstruktur moduler, sistem siber-fisik mengawasi proses fisik, menciptakan salinan dunia fisik secara virtual, dan membuat keputusan yang tidak terpusat. Lewat Internet untuk segala (IoT), sistem siber-fisik berkomunikasi dan bekerja sama dengan satu sama lain dan manusia secara bersamaan. Lewat komputasi awan, layanan internal dan lintas organisasi disediakan dan dimanfaatkan oleh berbagai pihak di dalam rantai nilai.

Sebenarnya Istilah "Industrie 4.0" berasal dari sebuah proyek dalam strategi teknologi canggih pemerintah Jerman yang mengutamakan komputerisasi pabrik. Istilah ini / "Industrie 4.0" diangkat kembali di Hannover Fair tahun 2011. Pada Oktober 2012, Working Group on Industry 4.0 memaparkan rekomendasi pelaksanaan Industri 4.0 kepada pemerintah federal Jerman. Anggota kelompok kerja Industri 4.0 diakui sebagai bapak pendiri dan perintis Industri 4.0.

Disetiap revolusi industri ada manfaat ataupun kekurangannya
Jika dilihat dari manfaatnya adalah sebagai berikut :

> Inovasi

  Munculnya model-model bisnis baru tidak lepas dari kemampuan para inovator untuk merancang strategi lewat platform digital.
Di Indonesia sendiri, inovasi digital yang terjadi tidak hanya di dunia ritel, tapi juga di bidang pendidikan, katering, kesehatan, bahkan di dunia hukum.
Semakin banyak orang yang berpartisipasi, maka akan timbul persaingan sehat yang berdasarkan inovasi, sehingga memberikan nilai tambah bagi masyarakat.

> Inklusivitas

  Lewat platform digital, segala macam layanan dapat dengan mudah menjangkau banyak orang di berbagai daerah. Hasilnya, terjadi inklusivitas yang menguntungkan orang-orang yang bertempat tinggal jauh dari daerah metropolitan, sehingga mereka turut menikmati layanan digital.

> Efisiensi

  Tentu dengan berkembangnya inovasi platform digital, otomatis akan ada efisiensi, baik dari segi manufaktur maupun pemasaran. Hal ini tentunya memerlukan kecerdasan dari pebisnis untuk mengoptimalkan strategi mereka di dunia digital.

Tapi selain manfaat yang ada tersebut , ada juga kendala yang harus dihadapi yaitu :

> Masalah Kendali

  Ekonomi digital yang mengendalikan masyarakat pastinya mempengaruhi perilaku publik yang tadinya masyarakat belanja ke toko ritel, saat ini mulai beralih ke belanja online. Aspek sosial dan kultural seperti ini juga perlu mendapatkan perhatian dari pihak seperti pemerintah maupun masyarakat agar toko ritel tidak banyak yang berguguran satu persatu.

> Ketidaksetaraan

  Di antara semua hal positif, kehilangan pekerjaan karena digantikan robot atau semua pekerjaan saat ini bisa dikerjakan oleh sebuah sistem adalah momok yang paling mengerikan.
Otomatisasi yang disebabkan Revolusi Digital 4.0 perlu disikapi dengan serius agar masyarakat dapat menyiapkan skill untuk ke depannya sehingga angka pengangguran di Indonesia bisa ditekan.

> Kompetisi

  Kompetisi yang tidak sehat patut diwaspadai. Contoh, bila ada satu platform yang melakukan monopoli, dikhawatirkan akan tidak adanya check and balance. Bila satu platform terlalu mendominasi, maka pengguna tidak dapat melakukan pilihan layanan yang paling cocok untuk mereka.

Hasil gambar untuk industri 4.0

Sedangkan sebagai praktisi HR yang harus disiapkan adalah :

1. Ubahlah semua hal yang semula manual menjadi ke komputerisasi sistematis bahkan terotomatis.
   Ada beberapa proses dari HR yang masih dilakukan secara manual, tanpa menggunakan sistem. Cobalah beralih ke HRIS, ataupun Payroll sistem jika perusahaan belum merasa besar. Buatlah schedule yang ketat untuk HRIS atau Payroll Sistem ini bisa berjalan dengan baik.

2. Pilihlah sistem HRIS ataupun Payroll Sistem yang sesuai.
   Ada beberapa prakitis HR yang kesulitan disaat HRIS atau Payroll Sistem sudah dijalankan, oleh karena itu pilihlah HRIS ataupun Payroll Sistem yang menurut Praktisi HR dan team mudah dijalankan tapi juga menghasilkan output ataupun repot yang cocok dengan manajeman untuk membuat manajemen mudah dan cepat dalam mengambil keputusan.
Bisa juga Perusahaan memilih berdasarkan budget atau biaya, maka pilihlah yang berbiaya rendah tapi hasil dari outputnya maksimal.

3. Semua proses HR masuk ke HRIS atau sistem Payroll
   Buatlan rencana agar semua proses HR bisa masuk ke HRIS, dari Recruitment, Comben, Performance Managemen, Training Development, Separation Management dll. Sehingga disaat fungsi lain sudah mengotomatisasi semua proses didalam mendukung fungsinya, maka fungsi HR sudah siap dengan menghadapi omotisasi secara besar dari fungsi lain atau bahkan dari pihak eksternal.

4. Semua data HRIS atau sistem Payroll harus terecord & terlock
   Di Industri 4.0 ini sangat dikhawatirkan semua data bisa bocor dan diakses dengan mudahnya karena pertukaran data terkini dangan gampang, mungkin semua fungsi bisa mengakses semua data ataupun pihak eksternal yang tidak bertanggungjawab bisa mengaksesnya, oleh karena itu HRIS atau sistem Payroll harus terecord & terlock dengan menu block atau lock yang sangat kuat dan berlipat otorisasi.

5. Rekrutment kandidat yang mempunyai visi industri 4.0
   Proses Rekrutmen harus bisa memilih, menentukan dan memasukkan kandidat yang mempunyai visi industri 4.0 karena jika sudah diterapkannya skema industri 4.0 di perusahaan maka HR tidak perlu repot untuk merubah strategy pencarian kandidat yang mempunyai visi industri 4.0 juga secara mental dan psikis, karyawan yang sudah masuk yang mempunyai mempunyai visi industri 4.0 dapat menjalani pekerjaan dengan mudah atau tidak perlu beradaptasi yang lama nantinya.

6. Training & Development ke arah industri 4.0
   Merencanakan membuat Training & Development ke industri 4.0, kerjasama dengan fungsi-fungsi lain yang ada, pelatihan & pengembangan seperti apa yang harus diberikan ke team atau karyawan dalam hadapi industri 4.0 dengan tujuan kemahiran & keahlian karyawan ataupun team dalam bekerja di dalam era industri 4.0 dapat menghadapinya.

Demikiain Praktisi HR yang harus lakukan dalam menghadapi adanya Industri 4.0.





Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Industri_4.0

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Membuat Sandard Operating Procedure (SOP)

Tidak jarang ada beberapa Praktisi HR susah untuk melakukan pekerjaan  dikarenakan bingung apa yang harus pertama kali dilakukan, kemudi...