Baru-baru ini banyak sekali
informasi terkait adanya Industri 4.0 atau revolusi industri 4.0, mungkin ada
beberapa orang yang tahu tapi ada juga beberapa orang yang tidak mengetahuinya.
Untuk diketahui mengapa disebutnya
Industri 4.0, mengapa tidak disebutnya Industri 2.0 atau industri 8.0 atau
industri 12.0 ?
Karena sebenarnya Industri 4.0
adalah revolusi industri yang ke-4, sebelumnya sudah ada revolusi industri
ke-1, ke-2 & ke-3. Oleh karena itu disebutnya Industri 4.0 karena didunia
ini semua dunia memasuki Revolusi Industri yang ke-4.

Sebelum mengetahui Industri ke-4
seperti apa, berikut adalah penanda revolusi industri ke-1 hingga ke-3, yaitu :
1. Revolusi
Industri Pertama (1750-1830), revolusi industri ini ditandai dengan penemuan
mesin uap dan kereta api. Penggunaan mesin uap pada waktu itu dimaksudkan untuk
menggantikan tenaga manusia dan hewan dalam produksi. Revolusi industri ini
pada saat itu juga berguna untuk melaksanakan mekanisasi sistem produksi. Jadi
penggunaan mesin uap pada era revolusi industri ke-1 ini adalah untuk
menggantikan tenaga manusia dan hewan.
2. Revolusi
Industri Kedua (1870-1900), ditandai dengan penemuan listrik, alat
komunikasi, bahan-bahan kimia, dan minyak. Revolusi industri pada tahap ini
dapat digunakan untuk melaksanakan konsep produksi massal. Jadi adanya listrik,
bahan kimia pada era revolusi industri ke-2 ini adalah untuk memproduksi barang
dengan massal atau sebanyak-banyaknya, yang semula sedikit bisa menjadi banyak.
3. Revolusi
Industri Ketiga (1960 hingga sekarang), ditandai dengan penemuan komputer,
internet, dan telepon genggam. Revolusi industri ketiga ini dapat digunakan
untuk otomatisasi proses produksi dalam kegiatan industri. Jadi adanya penemuan
mesin teknolosi seperti komputer, internet dan telepon genggam membuat setiap
orang tidak perlu repot untuk melakukan transaksi yang bersifat manual, tang
mengakibatkan tenaga manusia juga tereduksikan.
Nah untuk Industri 4.0 adalah nama trend otomasi dan pertukaran data terkini dalam teknologi pabrik. Istilah ini mencakup sistem siber-fisik, internet untuk segala, komputasi awan dan komputasi kognitif.
Industri 4.0
menghasilkan "pabrik cerdas". Di dalam pabrik cerdas berstruktur
moduler, sistem siber-fisik mengawasi proses fisik, menciptakan salinan dunia
fisik secara virtual, dan membuat keputusan yang tidak terpusat. Lewat Internet
untuk segala (IoT), sistem siber-fisik berkomunikasi dan bekerja sama dengan
satu sama lain dan manusia secara bersamaan. Lewat komputasi awan, layanan internal dan lintas organisasi disediakan dan
dimanfaatkan oleh berbagai pihak di dalam rantai nilai.
Sebenarnya Istilah "Industrie 4.0" berasal dari sebuah proyek dalam strategi teknologi canggih pemerintah Jerman yang mengutamakan komputerisasi pabrik. Istilah ini / "Industrie 4.0" diangkat kembali di Hannover Fair tahun 2011. Pada Oktober 2012, Working Group on Industry 4.0 memaparkan rekomendasi pelaksanaan Industri 4.0 kepada pemerintah federal Jerman. Anggota kelompok kerja Industri 4.0 diakui sebagai bapak pendiri dan perintis Industri 4.0.
Sebenarnya Istilah "Industrie 4.0" berasal dari sebuah proyek dalam strategi teknologi canggih pemerintah Jerman yang mengutamakan komputerisasi pabrik. Istilah ini / "Industrie 4.0" diangkat kembali di Hannover Fair tahun 2011. Pada Oktober 2012, Working Group on Industry 4.0 memaparkan rekomendasi pelaksanaan Industri 4.0 kepada pemerintah federal Jerman. Anggota kelompok kerja Industri 4.0 diakui sebagai bapak pendiri dan perintis Industri 4.0.
Disetiap revolusi industri ada
manfaat ataupun kekurangannya
Jika dilihat dari manfaatnya adalah
sebagai berikut :
> Inovasi
Munculnya model-model bisnis baru
tidak lepas dari kemampuan para inovator untuk merancang strategi lewat platform digital.
Di Indonesia sendiri, inovasi
digital yang terjadi tidak hanya di dunia ritel, tapi juga di bidang
pendidikan, katering, kesehatan, bahkan di dunia hukum.
Semakin banyak orang yang
berpartisipasi, maka akan timbul persaingan sehat yang berdasarkan inovasi,
sehingga memberikan nilai tambah bagi masyarakat.
> Inklusivitas
Lewat platform digital,
segala macam layanan dapat dengan mudah menjangkau banyak orang di berbagai
daerah. Hasilnya, terjadi inklusivitas yang menguntungkan orang-orang yang
bertempat tinggal jauh dari daerah metropolitan, sehingga mereka turut
menikmati layanan digital.
> Efisiensi
Tentu dengan berkembangnya
inovasi platform digital,
otomatis akan ada efisiensi, baik dari segi manufaktur maupun pemasaran. Hal
ini tentunya memerlukan kecerdasan dari pebisnis untuk mengoptimalkan strategi
mereka di dunia digital.
Tapi selain manfaat yang ada
tersebut , ada juga kendala yang harus dihadapi yaitu :
> Masalah Kendali
Ekonomi digital yang mengendalikan
masyarakat pastinya mempengaruhi perilaku publik yang tadinya masyarakat
belanja ke toko ritel, saat ini mulai beralih ke belanja online. Aspek sosial
dan kultural seperti ini juga perlu mendapatkan perhatian dari pihak seperti
pemerintah maupun masyarakat agar toko ritel tidak banyak yang berguguran satu
persatu.
> Ketidaksetaraan
Di antara semua hal positif,
kehilangan pekerjaan karena digantikan robot atau semua pekerjaan saat ini bisa
dikerjakan oleh sebuah sistem adalah momok yang paling mengerikan.
Otomatisasi yang disebabkan
Revolusi Digital 4.0 perlu disikapi dengan serius agar masyarakat dapat
menyiapkan skill untuk ke depannya
sehingga angka pengangguran di Indonesia bisa ditekan.
> Kompetisi
Kompetisi yang tidak sehat patut
diwaspadai. Contoh, bila ada satu platform yang
melakukan monopoli, dikhawatirkan akan tidak adanya check
and balance. Bila satu platform
terlalu mendominasi, maka pengguna tidak dapat melakukan pilihan layanan yang
paling cocok untuk mereka.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2224388/original/090279700_1527054915-revolusi_industri.jpg)
Sedangkan sebagai praktisi HR yang harus disiapkan adalah :
1. Ubahlah semua hal yang semula manual menjadi ke komputerisasi sistematis bahkan terotomatis.
Ada beberapa proses dari HR yang masih
dilakukan secara manual, tanpa menggunakan sistem. Cobalah beralih ke HRIS,
ataupun Payroll sistem jika perusahaan belum merasa besar. Buatlah schedule
yang ketat untuk HRIS atau Payroll Sistem ini bisa berjalan dengan baik.
2. Pilihlah
sistem HRIS ataupun Payroll Sistem yang sesuai.
Ada beberapa prakitis HR yang kesulitan
disaat HRIS atau Payroll Sistem sudah dijalankan, oleh karena itu pilihlah HRIS
ataupun Payroll Sistem yang menurut Praktisi HR dan team mudah dijalankan tapi
juga menghasilkan output ataupun repot yang cocok dengan manajeman untuk
membuat manajemen mudah dan cepat dalam mengambil keputusan.
Bisa juga Perusahaan memilih berdasarkan
budget atau biaya, maka pilihlah yang berbiaya rendah tapi hasil dari outputnya
maksimal.
3. Semua
proses HR masuk ke HRIS atau sistem Payroll
Buatlan rencana agar semua proses HR
bisa masuk ke HRIS, dari Recruitment, Comben, Performance Managemen, Training
Development, Separation Management dll. Sehingga disaat fungsi lain sudah mengotomatisasi
semua proses didalam mendukung fungsinya, maka fungsi HR sudah siap dengan
menghadapi omotisasi secara besar dari fungsi lain atau bahkan dari pihak eksternal.
4. Semua
data HRIS atau sistem Payroll harus terecord & terlock
Di Industri 4.0 ini sangat dikhawatirkan
semua data bisa bocor dan diakses dengan mudahnya karena pertukaran data
terkini dangan gampang, mungkin semua fungsi bisa mengakses semua data ataupun
pihak eksternal yang tidak bertanggungjawab bisa mengaksesnya, oleh karena itu
HRIS atau sistem Payroll harus terecord & terlock dengan menu block atau
lock yang sangat kuat dan berlipat otorisasi.
5. Rekrutment
kandidat yang mempunyai visi industri 4.0
Proses Rekrutmen harus bisa memilih,
menentukan dan memasukkan kandidat yang mempunyai visi industri 4.0 karena jika
sudah diterapkannya skema industri 4.0 di perusahaan maka HR tidak perlu repot
untuk merubah strategy pencarian kandidat yang mempunyai visi industri 4.0 juga
secara mental dan psikis, karyawan yang sudah masuk yang mempunyai mempunyai
visi industri 4.0 dapat menjalani pekerjaan dengan mudah atau tidak perlu
beradaptasi yang lama nantinya.
6. Training
& Development ke arah industri 4.0
Merencanakan membuat Training &
Development ke industri 4.0, kerjasama dengan fungsi-fungsi lain yang ada,
pelatihan & pengembangan seperti apa yang harus diberikan ke team atau
karyawan dalam hadapi industri 4.0 dengan tujuan kemahiran & keahlian
karyawan ataupun team dalam bekerja di dalam era industri 4.0 dapat
menghadapinya.
Demikiain
Praktisi HR yang harus lakukan dalam menghadapi adanya Industri 4.0.
Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Industri_4.0
Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Industri_4.0
Tidak ada komentar:
Posting Komentar